Tulisan Mengenai Pariwisata Minang

Friday, August 04, 2006

Pesta budaya Tabuik di Kota Pariaman


Pesta budaya Tabuik yang digelar setiap tahunnya di Kota Pariaman, bukan sekedar iven biasa, melainkan sarat dengan nilai-nilai spritual. Itulah setidaknya salah satu alasan anak nagari untuk tetap menyukseskan pelaksanaan Tabuik pada tahun ini. Selain itu, spirit utama yang terkandung dalam semangat ”Batabuik” tersebut juga mampu menyatukan kembali berbagai elemen masyarakat Pariaman dalam suatu wadah kebersamaan. Hal itu setidaknya ditandai dengan membaurnya anak nagari dengan para ninik mamak demi suksesnya pelaksanaan pesta budaya Tabuik tersebut.
Dari sisi ekonomi, meskipun hanya bersifat pesta budaya, akan tetapi pelaksanaan pesta budaya Tabuik memiliki multiplier effect terhadap roda ekonomi masyarakat. Karena, dengan adanya pesta Tabuik, maka secara otomatis akan mengundang masyarakat luar datang ke Kota Pariaman.
Hal itu berarti akan mendatangkan income bagi masyarakat Pariaman sendiri. ”Coba kita bayangkan, kalau ada 50 ribu orang pengunjung saja yang datang menyaksikan pesta budaya Tabuik setiap harinya, lalu masing-masingnya berbelanja sedikitnya 20 ribu rupiah, maka berarti hampir puluhan miliar uang masyarakat akan beredar di Pariaman.
”Semarak Pembukaan Tabuik yang dibuka oleh Sekdako Pariaman Mukhlis R, dimeriahkan dengan arak-arakan pawai Taaruf, melibatkan ibu-ibu pengajian Yasin yang ada di Pariaman, murid-murid TPA/MDA se-Kota Pariaman, grup drum band serta iring-iringan scooter
Kota Pariaman, juga terlihat mampu menyedot perhatian sebagian besar warga yang memadati rute yang dilalui oleh rombongan pawai tersebut. Penyelenggaraan pawai yang diawali dari kawasan terminal oplet Kota Pariaman itu, semakin menambah spirit para anak nagari yang telah berinisiatif menggelar pelaksanaan pagelaran Tabuik pada tahun ini.
Pada malam harinya, pentas utama Tabuik juga disemarakkan dengan hiburan gambus asal Kota Pariaman. Acara juga diselingi pula dengan pagelaran gamad, juga mampu menyedot perhatian ribuan pengunjung. Sembari menikmati hiburan yang disuguhkan oleh artis-artis gambus Kota Pariaman, di samping juga suguhan lagu-lagu Minang, yang dibawakan sendiri oleh sejumlah anggota Dewan Kesenian Kota Pariaman. (Sumber Pemda Prov. Sumbar 2006)

PENELITIAN Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia : Studi Kasus Industri Pariwisata (Kajian Makro)

LIPI
Koordinator : Zarmawis Ismail.
Anggota Peneliti :
Dr. Ir. Carunia M.H. Firdausy, M, Drs. Suhadak, Drs. Darwin, M.Sc, Ir. Ernany Dwi Astuty, M.Si., Ir. Endang Tjitroresmi

Abstrak

Laporan penelitian berjudul “Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia: Studi Kasus Industri Pariwisata (Kajian Makro)”, secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan dan kondisi daya saing industri pariwisata di daerah provinsi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembangan dan peningkatan daya saing industri pariwisata baik di daerah, antardaerah maupun pada tingkat nasional. Secara spesifik penelitian dimaksudkan untuk: (1) menganalisis perkembangan industri partiwisata di masing-masing daerah provinsi yang diteliti, meliputi perkembangan daerah tujuan wisata, jumlah kunjungan wisatawan, sarana pendukung pariwisata, dan lainnya, (2) mengnalisis faktor-faktor pendorong perkembangan daya saing induistri pariwisata, (3) mengkaji masalah peningkatan daya saing industri pariwisata, (4) mengkaji kebijakan dan strategi peningkatan daya saing pariwisata, dan (5) memberikan suatu rekomendasi peningkatan daya saing pariwisata baik antardaerah, nasional, maupun pada tingkat internasional.
Dari temuan lapangan (data sekunder, wawancara dengan narasumber, dan pengamatan langsung di lapangan), dan dengan menggunakan pendekatan ekonomi, sosial, dan kebijakan menunjukkan bahwa meskipun indeks daya saing harga, industri pariwisata daerah penelitian menempati posisi yang relatif baik dibandingkan dengan negara-negara ASEAN atau negara-negara Eropa dan Amerika lainnya, namun price competitiveness tidak sama dengan cost competitiveness. Kondisi ini menyebabkan perkembangan daya saing industri pariwisata di enam daerah penelitian yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jawa tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara masih jauh dari yang diharapkan. Atau dengan lain perkataan daya saing industri pariwisata di masing-masing daerah tersebut masih relatif rendah. Rendahnya daya saing pariwisata ini disebabkan selain belum optimalnya pengadaan dan pengelolaan faktor-faktor pendukung yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, pemasaran dan promosi, transportasi, telekomunikasi dan informasi, akomodasi dan restoran, cenderamata beserta kondisi lingkungan, juga masih rendahnya minat investor dalam menanamkan modalnya di sektor pariwisata, di samping terlalu kompleks tanggung jawab pemerintah sebagai fasilitator dan regulator dalam pengembangan pariwisata yang cendrung kontra produktif sehingga hasilnya tidak optimal dan tidak tepat sasaran.
Dalam upaya peningkatan daya saing industri pariwisata di masing-masing daerah, penting dirumuskan upaya-upaya untuk mendapatkan kondisi biaya yang rendah dalam pengembangan usaha pariwisata. Karena harga jasa pariwisata adalah sebuah bentuk komunikasi, di mana ia merupakan hasil dialog yang mencerminkan seberapa tinggi manfaat atau nilai yang akan dibayar wisatawan. Selain itu untuk mengatasi kompleksitas industri pariwisata, setiap daerah perlu membentuk suatu institusi (badan) yang bertanggung jawab penuh pada pengembangan dan peningkatan daya saing pariwisata yang independen, di mana anggarannya didukung oleh pemerintah.

Thursday, August 03, 2006

STRATEGI MEMPROMOSIKAN PARIWISATA DAERAH

Oleh: Zorion Anas

Badan Pariwisata daerah Sumatera Barat, sebagaimana halnya daerah-daerah lain, akan dihadapkan kepada upaya-upaya pengembangan pariwisata daerah. Untuk Sumatera Barat tentunya pengembangan pariwisata di seluruh ranah Minangkabau. Tugas utama yang dihadapi antara lain :

  • Menjadikan lokasi-lokasi turisme menjadi objek yang menguntungkan untuk menimba pendapatan masyarakat daerah.
  • Mengkoordinasikan sumber-sumber publik/masyarakat dan swasta yang dimiliki untuk menghasilkan yang terbaik bagi pembangunan pariwisata daerah dan nagari-nagari.
  • Membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara institusi pengembang kepariwisataan
  • Memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk dan standar pelayanan.
  • Mengkonsentrasikan pemasaran objek-objek pariwisata secara optimal kepada konsumen (turis lokal & internasional)
  • Membangun pelatihan-pelatihan vital untuk orang-orang yang berkerja dan berperan dalam industri pariwisata.

Pariwisata memiliki potensi untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Oleh karena itu, untuk menterjemahkan strategi ke dalam action diperlukan keterlibatan dan komitmen dari semua stakeholders (pemangku kepentingan).

Apa yang disebut dengan turisme?

Dalam arti luas kita sebut Ekonomi Pengunjung. Termasuk di dalamnya turis lokal dan luar negeri yang berkunjung semalam atau berlibur, juga yang pulang kampung, bertemu relasi dan membuat industri ini hidup dan berkembang.

Kenapa kita perlu Strategi?

Sebagai penghasil devisa dan pendapatan masyarakat daerah yang dapat menumbuhkan ekonomi daerah dan nasional. Oleh karenanya diperlukan Perencanaan, Koordinasi dan Manajemen (Kelolaan) sebagai kerangka kerja.

Kenapa Turisme penting?

  • Menciptakan kesempatan kerja dan mendukung bisnis (produksi dan konsumsi barang & jasa) sehingga bisa mengurangi pengangguran.
  • Menjadi daerah kunjungan sebagai tempat yang lebih baik untuk didatangi. Semakin banyak turis yang datang berkunjung semakin ada kemauan untuk memelihara objek kunjungan.
  • Melestarikan seni dan budaya daerah. Seni dan kerajinan daerah akan hidup dan berkembang seperti yang berkembang di Bali dan Yogyakarta.


Agar Stategi pengembangan pariwisata daerah ini bisa berjalan baik, maka diperlukan

  • Bisnis yang bersaing. Jadi tidak ada "pakuak mamakuak" dalam menjual barang kepada turis.
  • Orang-orang yang sukses dalam bekarya seperti pengrajin, seniman, pedagang dsb.
  • Masyarakat yang mendukung gerak dan irama bisnis pariwisata
  • Infrastuktur yang efektip.
  • Penggunaan sumber alam dan sumber daya manusia yang berkelanjutan (tentunya dengan pemeliharaan yang baik).


Oleh sebab itu, Pariwisata sangat berkaitan erat dengan

  • rencana penggunaan tanah/lokasi
  • transportasi
  • regenerasi keahlian (dari yang tua kepada yang muda)
  • isu tenaga kerja
  • kelangsungan hidup unit-unit sosial (termasuk kehidupan beragama), bisnis dan masyarakat serta lingkungan
  • aktivitas budaya


Aset Pariwisata

  • Tujuan (destinasi) seperti ngarai, danau, rumah gadang, pusat kerjanan, musium dsb.
  • Keindahan alam · Kota yang hidup, nagari, tempat historis
  • Pelabuhan laut, udara, stasiun bus, stasiun kereta api · Kemudahan akses ke objek kunjungan
  • Akomodasi hotel, rumah tinggal wisata , rumah desa
  • Pertunjukan seni dan budaya
  • Makanan khas setiap daerah atau nagari.
  • Kantor pelayanan turisme di setiap kabupaten atau kecamatan
  • Adat istiadat dan Budaya yang bervariasi dari setiap nagari


Kelemahan yang ada

  • Tidak semua daerah/nagari dikenal kekhasnya atau keunikannya.
  • Objek-objek kunjungan bukanlah satu kesatuan tapi merupakan objek yang terpisah-pisah untuk dikunjungi.
  • Adanya persepsi negatif tentang turisme dan daerah-daerah tidak memiliki kehangatan yang sama dalam menerima turis-turis.
  • Harga yang tidak seragam dengan kualitas yang sama
  • Infrastuktur yang sulit dijangkau.
  • Kurangnya koordinasi antar unit pariwisata antar daerah
  • Antipati dari pemuka adat atau aparat dan masyarakat setempat terhadap para pendatang yang tidak menyesuaikan diri.

Kelemahan semacam ini harus diatasi oleh lembaga adat dan pemerintahan secara bijak, sedangkan kekuatannya harus diberdayakan.

Kita harus melihat kedepan dalam pengembangan pariwisata daerah, melalui :

  • Komitmen nasional dan daerah untuk memacu sektor pariwisata diharapkan akan tersosisalisasi kepada masyarakat daerah/nagari secara menyeluruh.
  • Kenaikan income per kapita masyarakat indonesia yang akan menjadikan Sumatera Barat sebagai ikon kunjungan pariwisata
  • Kerjasama antar institusi Pemerintah dan Swasta baik dalam sektor yang sama maupun sektor yang berbeda
  • Kedekatan dengan negara Malaysia dan Singapura sebagai pintu gerbang kunjungan ke Sumbar.
  • Menjadikan Jakarta, Medan, Yogyakarta dan Bali sebagai "batu loncatan" menuju Ranah Minang.
  • Persaingan yang keras untuk membuat masyarakat harus bekerja keras dan cerdas.
  • Kemajuan teknologi yang mengharuskan unit pariwisata yang terlibat harus bekerja "lebih canggih"
  • Perubahan life style (gaya hidup) dan struktur masyarakat yang tersegmen.
  • Penyesuaian terhadap tuntutan pelayanan atas sikap sophisticated (ingin diistimewakan) para turis yang datang.

Oleh karena itu, kita perlu perubahan dengan :

  • Lebih fokus kepada tamu (turis lokal dan internasional), memahami kebutuhan mereka dan buat mereka sebagai tamu spesial.
  • Menyediakan pengalaman berkualitas secara total pada setiap tingkatan dan seluruh aspek kunjungan
  • Tawarkan sesuatu yang berbeda dan unik dari yang biasanya
  • Lihat ke dalam dan ke luar, ambil yang terbaik dan tinggalkan yang jelek.
  • Jaga keamanan dan berikan yang terbaik tanpa mengorbankan keaslian adat istiadat, rasa religius masyarakat.
  • Rubah cara kita menampilkan diri ke dunia luar
  • Rubah kualitas dan tipe pengalaman yang kita berikan kepada turis (jangan ada lagi rebutan taksi di bandara)
  • Rubah cara kita mengelola dan mengorganisir turisme di segala tingkatan (propinsi, kabupaten, kota madya, kecamatan dan nagari-nagari)

Kesimpulan

  • Jadikan pariwisata sebagai industri yang makmur dan berkelanjutan di Sumatera Barat
  • Pasarkan turisme secara cerdas dan inovatif dengan belajar dari daerah yang sudah maju dan dari informasi pariwisata dunia.
  • Bangun nilai-nilai kehandalan dan kualitas profesionalisme.
  • Organisir secara efektip semua unit-unit yang terkait dengan pariwisata serta sosialisaikan kesadaran membangun pariwisata nagari ke masyarakat nagari dengan melestarikan adat dan budaya serta sikap religius yang tinggi.

Semoga tulisan ini berguna bagi semua pelaku pariwisata di Sumatera Barat.

Jadikan Minang Sebagai Nama Khas Tujuan Wisata : 'Visit Minang Beautiful"